Kali ini berhubung saya suka lagunya tapi gak terlalu karena saya ngefans dengan gaya permainan dan tekniknya maka inilah salah satu gitaris dunia yang terkenal dengan permainan aliran NEO CLASSIC METAL oleh YNGWIE MALMSTEEN.
Pada awalnya Yngwie mencoba untuk
mempelajari piano dan trumpet tetapi ia tidak dapat menguasai alat musik
tersebut. Acoustic guitar (gitar bolong) yang dibeli oleh ibunya pada
waktu dia berusia 5 tahun juga tidak disentuh Yngwie dan dibiarkan
bergelantung di dinding.
Nama Lengkap : Lars Johann Yngve Lannerback
Nama: Yngwie Malmsteen
Tempat lahir : Stockholm, Swedia
Tanggal Lahir : 1963-06-30
Group Band Terdahulu:
Steeler (1983), Alcatrazz (1984)
Side Project : G3 (2004)
Endorsement : Fender, Dean Markley
Instrument Yang Mampu Dimainkan:
Gitar, bass, biola
Proses Belajar: Otodidak
Nama: Yngwie Malmsteen
Tempat lahir : Stockholm, Swedia
Tanggal Lahir : 1963-06-30
Group Band Terdahulu:
Steeler (1983), Alcatrazz (1984)
Side Project : G3 (2004)
Endorsement : Fender, Dean Markley
Instrument Yang Mampu Dimainkan:
Gitar, bass, biola
Proses Belajar: Otodidak
Spesialisasi : Sweep
Yngwie Malmsteen merupakan pelopor
yang melahirkan seluruh gitaris shredder yang kami tampilkan di website
ini. Setelah Eddie Van Halen (Van Halen) pertama kali membawakan tembang
“Eruption” pada tahun 1978 yang memperkenalkan teknik “two handed
tapping”, Yngwie meluncurkan album klasik baroque shred debutnya “Rising
Force” yang mengegerkan komunitas gitar rock, menciptakan standar baru
untuk kecepatan & keahlian dalam bermain. Warna “Neo-Classical” yang
di bawahkan Yngwie adalah berdasarkan struktur komposisi dari J.S Bach
(1685-1750) dan Niccolo Paganini (1782-1840).
Setelah itu muncul para gitaris shredder
yang menghasilkan sekian banyak album yang sukses. Hampir setiap minggu
muncul gitaris baru yang mengklaim dirinya sebagai gitaris baru yang
paling cepat di dunia. Sebagai contoh: Paul Gilbert, Marty Friedman,
Jason Becker, Richie Kotzen, Vinnie Moore, Tony Macalpine, Greg Howe,
dll. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Yngwie merupakan pahlawan gitar
yang patut diacungi jempol.
Pernikahan ayah Yngwie (seorang kapten
tentara) dan ibunya (Rigmor – seniman) diakhiri dengan penceraian tidak
lama setelah Yngwie lahir. Di samping itu Yngwie juga memiliki seorang
kakak perempuan bernama Ann Louise dan kakak lelaki Bjorn. Yngwie
terlahir sebagai anak bungsu yang liar, tidak bisa diatur dan ceria. Sampai akhirnya pada tgl 18 September
1970, Yngwie melihat sebuah acara spesial mengenai meninggalnya Jimi
Hendrix. Di situ Yngwie yang masih 17 tahun tsb menyaksikan bagaimana
Jimi Hendrix menghasilkan bunyi feedback guitar dan membakar gitarnya di
depan penonton. Pada hari wafatnya Jimi Hendrix tsb lahirlah permainan
gitar Yngwie.
Yngwie yang penasaran tersebut kemudian
membeli sebuah Fender Stratocaster murah, mencoba memainkan tembangnya
Deep Purple dan menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui rahasia dari
alat instrumen dan musiknya sendiri. Kekaguman Yngwie terhadap Ritchie
Blackmore (gitaris Deep Purple) yang dipengaruhi oleh musik klasik dan
kekaguman terhadap kakak perempuannya yang sering memainkan komposisi
Bach, Vivaldi, Beethoven, dan Mozart, memberikan ide kepada Yngwie untuk
menggabungkan musik klasik tersebut dengan musik rock. Yngwie terus
bermain seharian penuh sampai tidurpun dia masih tetap bersama gitarnya.
Pada usia 10 tahun, Yngwie menggunakan
nama kecil dari ibunya “Malmsteen”, mengfokuskan seluruh energi dia dan
berhenti bersekolah. Di sekolah Yngwie dikenal sebagai pembuat onar dan
sering berantem, tetapi pintar dalam pelajaran bahasa Inggris dan seni.
Ibunya yang menyadari bakat musiknya yang unik, mengizinkan Yngwie
tinggal di rumah dengan rekaman dan gitarnya. Setelah menyaksikan
violinis Gideon Kremer membawakan komposisi Paganini: 24 Caprices di
televisi, Yngwie akhirnya mengetahui bagaimana cara mengawinkan musik
klasik dengan skill permainan dan karismanya.
Yngwie dan beberapa temannya merekam 3
lagu demo dan dikirim ke studio rekaman CBS Swedia, tetapi rekaman
tersebut tidak pernah digubris atau diedarkan. Oleh karena frustasinya,
Yngwie menyadari bahwa dia harus meninggalkan Swedia dan mulai
mengirimkan demo rekaman dia ke berbagai studio rekaman di luar negeri.
Salah satu dari demo tape Yngwie ternyata jatuh ke tangan konstributor
Guitar Player dan pemilik Shrapnel Records: Mike Varney. Akhirnya Yngwie
mendapat undangan ke Los Angeles untuk bergabung dengan band terbaru
Shrapnel: “Steeler” dan seterusnya yang disebut sebagai sejarahnya. Pada
bulan February 1983 Yngwie berangkat dari Swedia ke Los Angeles dengan
bekal keahlian dan gaya permainan barunya.
Selanjutnya permainan Yngwie dikenal
dunia dengan permainannya yang sangat cepat di intro lagu “Hot On Your
Heels”. Yngwie kemudian pindah ke group band Alcatrazz, sebuah band yang
bergaya “Rainbow” dan didirikan oleh penyanyi Graham Bonnett. Walaupun
telah bergabung dengan Alcatrazz yang menampilkan sekian banyak solo
hebat di lagu “Kree Nakoorie”, “Jet to Jet,” dan “Hiroshima Mon Amour”,
Yngwie masih merasa terlalu dibatasi oleh band itu sendiri. Akhirnya
Yngwie berpikir bahwa hanya album sololah yang menjadi solusi terbaik.
Album solo pertama Yngwie: Rising Force
(kini dinobatkan sebagai kitab musik rock Neo-Classical) berhasil
memasuki nomor 60 di tangga Billboard charts untuk musik instrumental
gitar tanpa berbau komersil. Album ini juga memenangkan nominasi Grammy
untuk Instrumental Rock Terbaik. Tidak lama kemudian Yngwie terpilih
sebagai Gitaris Pendatang Baru Terbaik di berbagai majalah dan media,
Gitaris Terbaik Tahun Itu, dan Rising Force menjadi Album Terbaik untuk
tahun itu juga.
Pada 22 June 1987 mendekati ultah Yngwie
yang ke-24, Yngwie mengalami kecelakaan dengan mobil Jaguarnya yang
mengakibatkan dia koma hampir seminggu. Penyumbatan darah pada otak
Yngwie juga menyebabkan tangan kanannya tidak berfungsi. Karena takut
akan karirnya yang akan berakhir itu, Yngwie dengan susah payah
mengikuti terapi untuk memulihkan kembali tangan kanannya. Setelah itu
Yngwie mendapat cobaan lagi dari kematian ibunya di Swedia akibat
penyakit kanker yang menghabiskan banyak biaya medical. Jika Yngwie
orang lain, mungkin sudah menyerah dengan nasib seperti itu, tetapi
Yngwie justru berubah dan kembali ke musiknya dengan semangat tinggi.
Setelah itu Yngwie meluncurkan album yang
laris manis seperti Odyssey, Eclipse, Fire & Ice, Seventh Sign, I
Can’t Wait, Magnum Opus, Inspiration, Facing the Animal, Alchemy, War To
End All Wars dan akhirnya Yngwie berhasil mewujudkan cita-citanya untuk
bermain bersama sebuah Orkestra penuh di salah satu album terbarunya:
Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in Eb minor, Op. 1
(tahun 1998).
Ketika merelease albumnya Eclipse (1990),
Yngwie sempat tour dan membuat konser yang sukses di Indonesia
(Jakarta, Solo, & Surabaya). Rencananya pada bulan July 2001 ini
Yngwie juga akan konser kembali di Indonesia, namun dibatalkan karena
pemerintah USA & istrinya menasehati Yngwie akan keamanan politik di
Indonesia. Padahal tiket Yngwie sudah sempat laku keras di Indonesia,
penggemar Yngwie di Indonesia boleh kecewa. Kapan lagi Yngwie akan
konser di Indonesia apabila keadaan politik Indonesia masih seperti ini?
Album-album berikutnya adalah Attack!! yang memuat nomor hits instrumental Baroque & Roll. Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video. Setelah selesai tur bersama G3, ia merampungkan album terbarunya Unleash The Fury. Album tersebut direlease diawal taun 2005.
Album-album berikutnya adalah Attack!! yang memuat nomor hits instrumental Baroque & Roll. Pada tahun 2003, Yngwie diajak bergabung dalam formasi G3 bersama Joe Satriani dan Steve Vai yang menelurkan 1 album dan 1 video. Setelah selesai tur bersama G3, ia merampungkan album terbarunya Unleash The Fury. Album tersebut direlease diawal taun 2005.
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar