Follow Us Now

Minggu, 29 September 2013

Mempengaruhi sikap dan perilaku

Mempengaruhi sikap dan perilaku


Menurut James F. Engel – Roger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin (2003 : 19) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
 
1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku dalam Berkomunikasi



Proses komunikasi memiliki dua ciri khas, yaitu bersifat dinamis serta tak dapat diulang dan diubah. Sedang fungsi komunikasi adalah untuk memahami diri sendiri dan orang lain, memapankan hubungan yang bermakna, dan mengubah sikap dan perilaku. Untuk lebih menjelaskan proses komunikasi Watzlawick, Beavin dan Jackson menyebut lima (5) aksioma komunikasi yaitu: Anda tidak dapat tidak berkomunikasi; Setiap interaksi memiliki dimensi isi dan hubungan; Setiap interaksi diartikan dengan cara bagaimana pelaku interaksi menjelaskan kejadian; Pesan bersifat digital dan analog; Pertukaran komunikasi bersifat simetrik dan komplementer.
 
Karena komunikasi yang kita bahas adalah komunikasi antarmanusia, maka pembahasan tidak bisa terlepas dari aspek psikologis manusia itu sendiri. Dengan demikian erat kaitannya antara psikologi dan komunikasi. Dalam psikologi, komunikasi memiliki makna yang luas, meliputi segala penyampaian serta dipergunakan sebagai proses pesan, pengaruh atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi.
Psikologi komunikasi diartikan sebagai ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengontrol peristiwa mental dan behavioral. Psikologi digunakan untuk mendukung tercapainya komunikasi yang efektif dan efisien. Kegagalan komunikasi dapat terjadi bila pesan yang dikomunikasikan tidak diterima secara cermat


Empat Teori Psikologi tentang Manusia


Dalam psikologi dikenal empat teori tentang manusia, yaitu psikoanalisis, behaviorisme, psikologi kognitif dan psikologi humanistik. Dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (id) komponen psikologis (ego) dan komponen sosial (superego). Id berisi dorongan-dorongan biologis yang bermuara pada pencapaian kesenangan. Ego bergerak atas prinsip realitas yang membawa kita ke kenyataan, superego berisi hati nurani yang berlaku sebagai polisi kepribadian. Sementara itu behavorisme menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh peneguhan (reinforcement), tindakannya atas dasar ganjaran dan hukuman (reward and punishment). Sementara kemampuan potensialnya untuk berperilaku didapatkannya melalui peniruan (imitation) dalam proses belajar sosial (social learning)

Selanjutnya psikologi kognitif melihat manusia sebagai makhluk yang selalu berpikir karena ia berusaha memahami lingkungannya. Sedangkan psikologi humanistik mendasarkan pandangannya atas dasar asumsi keunikan manusia, pentingnya nilai dan makna serta

Faktor Personal: Faktor Biologis dan Sosiopsikologis

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia ada dua yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal terdiri dari faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Sedangkan faktor situasional terdiri dari tujuh faktor (penjelasan ada di Kegiatan Belajar 2).
Faktor biologis menekankan pada pengaruh struktur biologis terhadap perilaku manusia. Pengaruh biologis ini dapat berupa instink atau motif biologis. Perilaku yang dipengaruhi instink disebut juga species characteristic behavior misalnya agresivitas, merawat anak dan lain-lain. Sedangkan yang bisa dikelompokkan dalam motif biologis adalah kebutuhan makan, minum dan lain-lainnya.
Faktor personal lainnya adalah faktor sosiopsikologis. Menurut pendekatan ini proses sosial seseorang akan membentuk beberapa karakter yang akhirnya mempengaruhi perilakunya. Karakter ini terdiri dari tiga komponen yaitu komponen afektif, kognitf dan komponen konatif. Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis. Dalam komponen ini tercakup motif sosiogenesis, sikap dan emosi.
Komponen kognitif berkaitan dengan aspek intelektual yaitu apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif terdiri dari faktor sosiopsikologis adalah kepercayaan, yaitu suatu keyakinan benar atau salah terhadap sesuatu atas dasar pengalaman intuisi atau sugesti otoritas. Komponen konatif berkaitan dengan aspek kebiasaan dan kemauan bertindak. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang relatif

Faktor-faktor Situsional

satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor situasional ini berupa
faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim
faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
faktor temporal, misal keadaan emosi
suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
teknologi
faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

Pembentukan Sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
1. Pengalaman pribadi. Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
2. Kebudayaan. B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
3. Orang lain yang dianggap penting. Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
4. Media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Institusi Pendidikan dan Agama. Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri. Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional adalah prasangka
https://www.facebook.com/DavidLambale/posts/431318086928707

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More