Berpikir
Manusia diciptakan menjadi manusia yang paling sempurna di muka bumi ini. Manusia diciptakan memiliki akal dan pikiran yang dinamis , berbeda dengan malaikat yang memiliki pikiran tetapi statis. Akal dan pikiran merupakan sebuah kesatuan dimana akal digunakan untuk membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah. sedangkan pikiran digunakan untuk bagaimana memecahkan masalah dan mengatasi masalah melalui logikanya.
Manusia diciptakan menjadi manusia yang paling sempurna di muka bumi ini. Manusia diciptakan memiliki akal dan pikiran yang dinamis , berbeda dengan malaikat yang memiliki pikiran tetapi statis. Akal dan pikiran merupakan sebuah kesatuan dimana akal digunakan untuk membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah. sedangkan pikiran digunakan untuk bagaimana memecahkan masalah dan mengatasi masalah melalui logikanya.
Logika ada agar manusia bisa menemukan kebenaran dengan metode
berpikirnya. Metode berpikir yang berbeda tentunya akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan cara berpikir yang berbeda pula. Akal merupakan instrumen berfikir dari manusia. Ada kalimat dari Kahlil Gibran yang menyatakan bahwa "Tanpa saudara kandungnya Pengetahuan, Akal
(Instrumen berfikir Manusia) bagaikan si miskin yang tak berumah,
sedangkan Pengetahuan tanpa akal seperti rumah yang tak terjaga. Bahkan,
Cinta, Keadilan, dan Kebaikan akan terbatas kegunaannya jika akal tak
hadir ". Maksud dari pernyataan tersebut adalah tanpa adanya akal pada manusia maka manusia tidak akan bisa berpikir untuk memecahkan dan mengatasi masalah yang dihadapi manusia.
Melalui berpikir manusia dapat mengolah pengetahuan, melalui
pengolahan tersebut, pemikiran manusia menjadi semakin mendalam dan semakin
bermakna, melalui pengetahuan manusia dapat mengajarkan, melalui berpikir
manusia dapat mengembangkan, dan melalui mengamalkan serta mengaplikasikannya
manusia dapat melakukan perubahan dan peningkatan ke arah kehidupan yang
lebih baik, semua itu telah membawa kemajuan yang besar dalam berbagai
bidang kehidupan manusia (sudut pandang positif/normatif).
Secara besar, ada dua macam berpikir: berpikir autistik atau berpikir realistik (Rahmat, 1994: 69). Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melamun. Contoh berpikir autistik antara lain mengkhayal, fantasi, atau wishful thingking. Dengan berpikir autistik, seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar – gambar fantastik. Adapun berpikir realistik atau sering pula disebut reasoning (nalar), adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Floyd L. Ruch (1967), seperti dikutip Rakhmat (1994 : 69), menyebut tiga macam berpikir realistik: dedukatif, induktif, evaluatif.
Bernalar
Bernalar merupakan bagian dari berpikir. Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang bersifat pengetahuan Tetapi, tidak semua kegiatan berpikir mendasarkan diri pada penalaran (Jujun S. Suriasumantri, 2002:43). Melalui bernalar kita dapat menarik suatu kesimpulan yang lurus. Suatu penarikan kesimpulan akan dianggap sah jika proses penarikan
kesimpulan tersebut dilakukan melalui cara tertentu yang disebut logika.
Logika diartikan sebagai ilmu kecakapan untuk berpikir lurus.Tetapi, apabila dalam berlogika tidak sesuai dengan aturan-aturan kebenaran yang ada ,maka yang terjadi adalah kesesatan. Jika tidak sesuai dengan aturan atau rambu-rambu yang ada maka yang terjadi adalah penarikan kesimpulan yang salah.
adapun Proses bernalar meliputi beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
- Mengerti tahap dimana seseorang memahami segala aspek dari objek yang diamati.
- Memutuskan menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan fakta-fakta yang ada.
- Menyimpulkan memberikan kesimpulan yang pasti mengenai objek yang diamati setelah fakta-fakta yang ada di uji kembali kebenarannya.
Salah satu contoh sebagai bukti bahwa dengan bernalar kita mampu mengambil kesimpulan yang lurus adalah:
Jika
seseorang merasa lapar, maka ia akan melakukan aktifitas yang membuat
rasa laparnya hilang. Aktifitas tersebut adalah makan, dan yang dimakan
adalah nasi dan lauk-pauknya, bukan pasir atau batu.
Aktifitas
yang dilakukan oleh orang tersebut dilakukan setelah dia berpikir dan
bernalar dengan logika. Jenis logika yang dia gunakan adalah logika kodratia (secara spontan) dalam hal mengambil tindakan untuk makan, dan logika ilmiah (untuk menghindari kesesatan) dalam hal memilih untuk memakan nasi dan lauk-pauknya daripada memakan pasir dan batu.
sumber referensi:
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/07/macam-macam-berfikir.html
http://riska-yunita.blogspot.com/2009/09/bernalar-untuk-mendapatkan-kesimpulan.html